K. Muhammad Kamilul Himam menceritakan seorang tokoh
Panaongan Utara yang secara khusus pernah diundang oleh PBNU di Jakarta.
Cerita tersebut disajikan di sela penyampaian materi “NU
dan Semangat Kebangsaan” dalam turba (turun ke bawah) MWCNU Pasongsongan yang
dilaksanakan di Ranting NU Panaongan Utara, Jumat (02/06/2023).
“Saya masih ingat, saat itu kira-kira saya kelas 6 SD
atau tsanawiyah kelas 1. Almarhum almaghfurlah Kiai Ahmad Syarkowi
pernah mendapatkan undangan khusus dari PBNU. Undangan tersebut bukan dari MWC,
PC atau PW. Melainkan dari PBNU,” terangnya menegaskan.
Karena Kiai Ahmad Syarkowi wafat, lanjut Kiai Kamil sapaan
akrabnya, undangan tersebut diwakilkan kepada putranya, yakni KH. Abd Gaffar
yang saat ini menjadi Rais Syuriyah MWCNU Pasongsongan.
“Bersama sayyidil walid orang tua saya sendiri,
KH. Abd Gaffar hadir ke Jakarta memenuhi undangan tersebut. Sepulang dari
Jakarta, beliau membawa sebuah tas bertuliskan Lembaga Sosial Mabarrot,”
imbuhnya.
Terkait hal penting dari undangan tersebut, pria yang
pernah nyantri di Pondok Pesantren Sidogiri itu tidak tahu-menahu agenda yang dibawa
dari PBNU ke Pasongsongan.
“Namun yang jelas, peristiwa yang terjadi sekitar
tahun 1993 atau 1994 itu merupakan prestasi yang membanggakan bagi
Pasongsongan, khususnya Panaongan, meskipun hal itu tidak terdokumentasi dengan
baik,” katanya.
Karena itu dirinya berharap, Lembaga Ta'lif wan Nasyr
(LTN) bisa menggali peristiwa yang tidak terekam tersebut untuk kembali
diangkat menjadi sebuah fakta menarik yang dialami seorang tokoh di Desa Panaongan.
“Inilah salah satu tujuan dari turba kali ini,
sehingga kegiatan yang kita lakukan tidak hanya menjadi sebuah cerita dari
mulut ke mulut yang boleh jadi dikurangi dan ditambahi,” tandasnya.
Pewarta: Hamdan
Editor: Siti Sofiyah
Dokumen: MWCNU Pasongsongan
0 Komentar