K Ahmad Riyadi mengatakan bahwa NU di Pasongsongan masih dalam tahap penataan dan peletakan dasar-dasar organisasi.
Hal itu ia sampaikan saat memaparkan beberapa agenda penting yang telah dilakukan MWCNU Pasongsongan di tahun 2021 dalam acara silaturahmi PCNU Sumenep yang digelar di Kantor MWCNU Pasongsongan, Ahad (26/12/21).
“Mengawali terbentuknya kepengurusan, kami mengidentifikasi beberapa persoalan krusial yang dihadapi NU Pasongsongan. Karena itu, konsentrasi kami di tahun 2021 adalah penataan dan peletakan dasar-dasar organisasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketua MWCNU Pasongsongan itu memaparkan beberapa persoalan krusial tersebut yang antara lain, pertama Lembaga dan Ranting NU di Pasongsongan mengalami disfungsi.
“Yang ada saat itu hanya dua lembaga, yakni LBM dan LP Ma’arif,” terangnya.
Persoalan yang kedua, K Riyadi sapaan akrabnya sebut NU di Pasongsongan dihadapkan dengan menjamurnya pemahaman intoleran yang sengaja disebarkan oleh kelompok yang mengaku paling agamis.
“Dan yang ketiga, NU justru terasa asing di tengah warganya sendiri,” tandasnya.
Menghadapi ketiga persoalan tersebut, mantan aktivis PMII Jember itu menerangkan beberapa upaya yang telah dilakukan kepengurusannya. Pertama, mejalin silaturahmi yang sangat intens dengan para kiai dan guru ngaji, santri atau alumni pesantren yang berbasis NU, dan sarjana. Kedua, menghimpun kelompok muda untuk menghidupakan NU. Ketiga, mengupayakan agar Ranting NU ditempati oleh kelompok milenial yang lebih progresif. Dan keempat, menumbuhkan cara berfikir moderat serta bersikap egaliter dalam menghidupkan organisasi.
“Karena itu, selama tiga bulan pasca konferensi, kami melakukan banyak silaturahmi kepada para kiai, serjana dan toko NU, utamanya di zona selatan. Hal itu hampir kami lakukan setiap hari,” tuturnya.
Di akhir penyampaian, K Riyadi sebut beberapa capaian dari upaya yang telah dilakukan selama ini. Di antaranya adalah terbentuknya beberapa lembaga dan terlaksananya Musran di 14 Ranting sekaligus pembentukan Lailatul Ijtima Nahdlatul Ulama (LINU).
“Alhamdulillah, meskipun tidak 100 persen, namun kami telah melakukan perubahan yang sangat mendasar,” pungkasnya.
Pewarta: Syarif Hidayatullah Fajar
0 Komentar