Sebagai bentuk evaluasi kerja selama satu tahun yang dipertanggung jawabankan kepada Syuriyah, Pengurus Harian Tanfidziah MWCNU Pasongsongan menggelar rapat akhir tahun, Kamis (16/12/2021).
Acara yang dihadiri Pengurus Harian Syuriyah, Tanfidziah dan Lembaga dipusatkan di Kantor MWCNU Pasongsongan.
Mewakili sambutan Syuriyah, KH Abd Gaffar mensupport kerja Tanfidziah yang selama satu tahun dinilia maksimal.
“Semoga apa yang belum tercapai akan segera diraih. Namun, semua perjuangan ini tidak akan sia-sia,” ungkap Rais Syuriyah MWCNU Pasongsongan tersebut.
Sementara itu, K Ahmad Riyadi dalam laporannya menyebutkan dua rekomendasi penting dari lokakarya telah diupayakan secara maksimal oleh Pengurus Tanfidziah MWCNU Pasongsongan selama satu tahun ini.
“Dua rekomendasi penting dari lokakarya tahun lalu tersebut, pertama membenahi ranting dengan mempercepat Musyawarah Ranting (Musran) di 14 ranting. Dan, hal itu telah tercapai,” jelasnya.
Mengingat tantangan di zona selatan lebih rawan dari pada zona utara, maka rekomendasi penting kedua, lanjut Ketua MWCNU Pasongsongan itu ialah lebih menfokuskan gerakan di zona selatan.
“Untuk itu, wajar jika para pengurus MWC berjibaku untuk menghidupkan ranting di zona selatan meskipun aksesnya sangat menyulitkan. Namun, tidak bebarti meninggalkan ranting di zona utara,” terangnya.
Lebih lanjut, dirinya juga melaporkan terbentuknya Lailatul Ijtima’ Nahdlatul Ulama (LINU) di setiap ranting, meskipun ada salah satu ranting yang sampai saat ini belum membentuk LINU karena adanya faksi-faksi yang mempersulit pergerakan ranting tersebut.
“Namun, kami akan tetap mengupayakan agar LINU terbentuk di ranting tersebut,” tegasnya.
Terkait aset kepemilikan MWCNU Pasongsongan, mantan aktivis PMII Jember itu juga menyinggung pembelian tanah yang dilakukan beberapa minggu lalu.
“Atas inisiatif Rais Syuriyah, saat ini MWC bisa membeli tanah seluas 997 meter persegi yang nantinya akan diatasnamakan perkumpulan NU, bukan atasnama MWCNU Pasongsongan. Saat ini masih dalam proses,” terangnya.
Tak luput dari bidikan, pria yang akrab disapa K Riyadi juga menyinggung persoalan lembaga yang dilihat belum berjalan maksimal dan lembaga yang dinilai maju.
“LBM, LTM, LP Ma’arif, Lesbumi, LTN, dan Lakpesdam, alhamdulillah berjalan sesuai dengan rencana. Bahkan, baru-baru ini, Lesbumi juga pernah diundang untuk pentas di Hari Kesatuan Gerak PKK ke 48 Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya.
Berikut adalah isi laporan akhir tahun MWCNU Pasongsongan, baik terkait kerja Pengurus Harian Tanfidziah dan Lembaga selama satu tahun.
LAPORAN AKHIR
TAHUN 2021
PENGURUS MAJELIS
WAKIL CABANG
NAHDLATUL ULAMA
PASONGSONGAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yth. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
Sumenep
Yth. Rais Syuriyah MWC NU Pasongsongan
beserta jajaran
Yth. Pengurus Tanfidziyah MWCNU
Pasongsongan
Yth. Ketua Lembaga Nahdlatul Ulama MWCNU
Pasongsongan beserta jajaran
Yth. Pengurus Badan Otonom NU
Pasongsongan dan seluruh warga Nahdlatul Ulama
Pasongsongan
SATU
TAHUN KERJA MWC NU PASONGSONGAN
(Refleksi
Jamiyyah; Penataan dan Peletakan Dasar Keorganisasian)
Muqaddimah
Tidak terasa, Pengurus
Majelis Wakil Cabang (MWC NU) Pasongsongan Periode 2021-2026 sudah memasuki
masa satu tahun kerja dengan segala dinamikanya. Berbagai terobosan dan langkah
kongkrit–kalau tidak dikatakan langkah
revolutif–dari membangun opini publik hingga peletakan dasar-dasar
keorganisasian dari tingkat MWC hingga ranting. Langkah ini sebagai konsekuensi
atas amanat konferensi MWC NU yang direkomendasikan dalam halaqah dan lokakarya
sebelum konferensi MWC NU Pasongsongan Desember silam.
Amanat ini
tentu tidak ringan. Dibutuhkan pemikiran serius dan konsep yang matang dari
semua komponen aktivis NU Pasongsongan mengingat berbagai persoalan yang
mengemuka pasca konferensi MWC NU Pasongsongan. Pemetaan masalah, network,
tawaran solusi, sumber daya manusia yang profesional dan militan dibutuhkan
untuk menstimulasi pergerakan NU Pasongsongan.
Beberapa
rumusan untuk mendorong terciptanya pengurus NU yang kuat dan maju dengan membangun
wacana berfikir moderat dan kritis, memperkuat NU di zona selatan Pasongsongan,
penataan dan penguatan struktur NU, lembaga serta badan otonom.
Dari berbagai
rumusan tersebut, dipilihlah jajaran pengurus NU Pasongsongan disemua tingkatan
yang memenuhi kriteria profesional dan militan sebagai kader Nahdlatul Ulama
untuk menjawab problematika internal jamiyyah Nahdlatul Ulama.
Realitas Kepengurusan Ranting NU
Perjalanan NU di
Pasongsongan pada periode sebelum-sebelumnya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya menjadi evaluasi kepengurusan MWC NU saat ini untuk merumuskan
strategi dan langkah kongkrit. Disadari atau tidak, kepengurusan NU
Pasongsongan di semua tingkatan mengalami disorganisasi yang akut. Persoalan
yang paling mendasar adalah rapuhnya kepengurusan di tingkat ranting, lembaga,
dan beberapa badan otonom.
Sulitnya
membangun networking menjadi kendala utama. Maka, dilakukanlah
silaturrahim berkala kepada semua tokoh dan kiai NU, khusunya di ranting-ranting
yang selama ini tertidur pulas. Atas langkah tersebut, mereka seperti mendapat
angin segar di tengah pusaran ketidak pastian gerakan Nahdlatul Ulama di tingkat
ranting. Hal inilah yang mampu membangun optimisme bahwa NU di Pasongsongan
akan bangkit.
Sebagaimana
yang telah disinggung di atas, silaturrahim kepada tokoh dan kiai NU khusunya
di ranting mendapat banyak tawaran solusi, namun yang lebih praktis dan tepat
sasaran adalah mempercepat Musyawarah Ranting (Musran). Namun demikian, reformasi
kepengurusan di tingkat ranting bukan menjadi satu-satunya solusi tepat. Harus
ada wadah berembuk dan berkumpul guna memecahkan problem keummatan di tingkat
ranting. Sayangnya, Lailatul Ijtima’ Nahdlatul Ulama (LINU) yang merupakan
wadah yang sangat efektif untuk membangun komunikasi antar pengurus dan warga
di tingkat ranting nyaris tidak ada. Maka pelaksanaan Musran harus
berkesinambungan dengan terbentuknya Linu Ranting. Langkah ini menuai hasil
yang memuaskan. Musran di tiga ranting pada fase pertama (Ranting NU
Padangdangan, Rajun dan Soddara I) berkesinambungan dengan terbentuknya Linu
Ranting NU. Pada fase kedua dimulai bulan September - Oktober 2021 dilaksanakan
percepatan Musran di 11 Ranting yang tersisa sekaligus terbentuknya LINU
Ranting NU kecuali Ranting NU Soddara II.
Dari paparan di
atas disimpulkan beberapa capaian sebagai berikut:
1.
Telah
dilaksanakan Musyawarah Ranting NU di 14 ranting NU. Antara lain, Ranting NU
Panaongan I, Panaongan II, Pasongsongan I, Pasongsongan II, Padangdangan,
Soddara I, Soddara II, Rajun, Campaka, Lebeng Timur, Lebeng Barat, Prancak,
Montorna I, dan Montorna II.
2.
Terbentuknya LINU
Ranting di 9 Ranting NU, yakni Panaongan II, Padangdangan, Soddara I, Rajun,
Campaka, Lebeng Timur, Prancak, Montorna I dan Montorna II.
3.
Satu ranting NU
yang belum membentuk LINU, yaitu Ranting NU Soddara II.
4.
LINU Ranting NU
yang sudah berjalan sejak awal, antara lain Ranting NU Panaongan I,
Pasongsongan I, Pasongsongan II, dan Lebeng Barat.
5.
LINU Induk zona
utara sudah berjalan sejak awal.
6.
Terbentuknya LINU
Induk zona selatan Pasongsongan.
7.
Pembelian Tanah
untuk pembangunan kantor MWCNU Pasongsongan dengan ukuran luas 997,5 m2
Dengan
terbentuknya pengurus ranting NU dan LINU, Pengurus MWC NU Pasongsongan masih
menyisakan pekerjaan besar untuk masa kerja tahun 2022, yakni doktrinasi
(Penguatan pemahaman aqidah, amaliah, fikrah dan harakah di tiap ranting NU),
penguatan keorganisasian, dan kaderasi.
Terbentuknya beberapa Lembaga dan Badan Otonom NU
Hasil evaluasi
pada lokakarya prakonferensi MWC NU beberapa bulan lalu dibahas tentang tidak
berjalannya lembaga lembaga MWC NU Pasongsongan sebagai manifestasi program MWC
NU. Selama ini Lembaga Pendidikan Maarif NU (LP. Maarif NU) dan Lembaga Bahtsul
Masail NU (LBM NU) yang masih menggeliat menjalankan program program keumatan.
Terbentuknya
kepengurusan Lesbumi NU, LTMNU, LTNNU, Lakpesdam NU, LPPNU, LPENU, LDNU, LKKNU
dan Laziznu menjadi harapan baru terakomodirnya program MWC NU Pasongsongan.
lembaga lembaga ini tidak boleh “hanya” terbentuk tapi berjalan dan proaktif
mengawal program keumatan.
Setali mata
uang, pergerakan Badan Otonom NU diperlukan urun rembuk MWC NU Pasongsongan
agar terjadi simbiosis pergerakan Nahdlatul Ulama di Pasongsongan. Dimulai dari
IPNU-IPPNU, GP. Ansor, Pergunu, PMII, Fatayat NU dan Muslimat NU, sepertinya
belum siap untuk disapih. Lagi lagi persoalan internal keorganisian perlu
dirapikan lagi, intensitas komunikasi dan layanan sangat diperlukan dalam
kancah pergerakan aktifis NU agar NU bisa hadir di tengah umat. Pergerakan
jamiyyah tidak boleh parsial tetapi harus dalam satu misi Nahdlatul Ulama dalam
komando MWC NU Pasongsongan. Lembaga dan badan otonom NU harus bergerak dinamis
menyongsong tantangan baru menuju satu abad Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama
tidak boleh asing di tengah warganya, tapi NU harus mengambil peran peran
strategis dengan melibatkan seluruh komponen dan disemua tingkatan.
Sepertinya kepengurusan
ditingkat badan otonom NU yang masih berjalan tertatih tatih harus segera
dilakukan pendampingan dan penguatan agar fungsi NU sebagai jamiyah diniyah dan
ijtimaiyyah berjalan sesuai yang diharapkan. Terbentuknya kepengurusan baru PAC
GP Ansor dan PAC Pagar Nusa Pasongsongan merupakan salah satu upaya agar Badan
Otonom NU bisa bersinergi dengan MWCNU Pasongsongan dalam mengemban misi
Nahdlatul Ulama di Pasongsongan.
Refleksi Pergerakan Lembaga Lembaga NU
Persoalan
internal seperti dikupas di atas harus segera dijawab dengan terbentuknya
lembaga lembaga di bawah naungan MWCNU Pasongsongan sebagai bentuk kerja riil
dan tapat sasaran.
Lembaga Bahtsul
Masail (LBMNU) merupakan lembaga lama dengan wajah baru, dengan harapan LBMNU
mampu memecahkan masalah keagamaan terkini. Dalam menjalankan program lembaga
LBMNU terkendala dengan pandemi Covid-19 sehingga selama satu tahun tidak
berjalan sesuai harapan.
Lembaga
Pendidikan Maarif NU merupakan lembaga yang sudah berjalan konstan tanpa
kendala berarti, dengan harapan dari rahim LP. Maarif NU harus mampu melahirkan
kader kader penggerak NU pada masa masa yang akan datang, maka perlu ada
khazanah baru, tenaga pendidik yang memiliki militansi ke NU an matang,
menejemen yang profesional dan inovasi inovasi pendidikan untuk membuka
cakrawala pergerakan NU di Pasongsongan.
Dari berbagai
kajian kajian strategis di internal pengurus MWCNU Pasongsongan diperlukan
formulasi baru untuk mewadahi kebutuhan warga NU. Dari berbagai kajian strategis tersebut
lahirlah lembaga lembaga lain yang selama ini nyaris tidak tersentuh untuk
secara langsung bersentuhan dengan kepentingan warga di akar rumput.
Lembaga Takmir
Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) terbentuk untuk menyelamatkan aset masjid dan
amaliyah kesehariannya dari polarisasi pergerakan Islam transnasionalis yang
selalu mengancam akidah umat. Berdirinya masjid baru (Masjid Al Hidayah di
Dusun Lebak) menjadi tantangan besar bagi LTM NU yang berdiri belum seumuran
jagung. Sikap optimisme yang terbangun dikalangan pengurus LTM NU menjadi
pemicu “perebutan” wacana dan pergerakan akuisisi amaliyah, walaupun aset
ke-masjid-an belum menjadi milik NU. Upaya upaya akuisisi terus dilakukan, dari
pembentukan takmir masjid hingga amaliyah kesehariannya adalah intervensi aktif
pengurus LTM NU agar Masjid Al Hidayah menjadi barometer pergerakan masjid
Nahdlatul Ulama di Pasongsongan. Langkah langkah konkrit LTM NU perlu terus
dilakukan evaluasi, agar pergerakan ke-masjid-an benar benar konseptual dan
matang.
Kerja nyata
pergerakan Nahdlatul Ulama Pasongsongan harus diketahui publik (nahdliyyin
khususnya) untuk membuka ruang wacana, diskusi dan kritik. Berdirinya Lembaga
Ta’lif Wa An Nasyr NU (LTN NU) diharapkan mampu mempublis pergerakan NU melalui
media online baik TV online NU, IG, website, podcast dan media lainnya yang
bisa menjadi corong pergerakan NU Pasongsongan. Hingga saat ini, sejak
berdirinya LTNNU sudah puluhan pemberitaan yang berhasil dipublikasikan.
Poscast yang kami harapkan bisa membuka wawasan baru dan terbukanya ruang diskusi
masih jauh dari harapan bahkan belum terealisir. Menempatkan orang orang media
sungguh tepat walaupun kerja profesionalismenya perlu dikritisi, kekuatan
strukturnya perlu dievaluasi dan ketepatan pemberitaannya perlu dimatangkan.
Kerja media seharusnya tidak mengenal ruang dan waktu, karena dinamikanya
progresif dan diperlukan kepekaan intelektual secara khusus. Jika ada
pemberitaan yang terlewati semestinya disadari sebagai “media yang sakit” dan
segera dilakukan evaluasi untuk segera disembuhkan. Warga NU butuh informasi
akurat dan terkini bukan pemberitaan usang yang menutup ruang diskusi, evaluasi
dan kritik publik. Bahkan dalam struktur kepengurusan-pun perlu dibenahi dan
tambal sulam agar LTNNU lebih progresif.
Wilayah MWC NU
Pasongsongan sangat kaya dengan warisan leluhur baik seni, budaya maupun adat
istiadat yang tertimbun karena tidak terawat dengan baik. Warisan tersebut
menjadi tanggung jawab Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia NU (Lesbumi NU)
untuk digali dan dihidupkan kembali. Pergerakan Lesbumi NU menjadi harapan baru
yang dibuktikan dengan berdirinya Kompolan Macapat Lesbumi NU Pasongsongan yang
sudah berjalan beberapa kali. Namun beberapa warisan leluhur belum kesemuanya
tergali, diperlukan inventarisasi, pendampingan, sumberdaya dan aksi nyata.
Seni topeng, sandur, tong tong, samman dan seni budaya lainnya harus
difasilitasi oleh Lesbumi NU Pasongsongan. Bergabungnya Majelis Dzikir Dan
Shalawat Al Mahabbah Pimpinan K. Abd. Hafidz Sulaiman dalam wadah Lesbumi MWCNU
Pasongsongan menambah semakin kayanya garapan riil Lesbumi.
Terpilihnya
kepengurusan MWCNU Pasongsongan masa khidmat 2021-2026 bersamaan dengan pandemi
Covid-19, secara khusus MWCNU Pasongsongan memberikan perhatian penuh. Harus
ada lembaga yang dibentuk untuk secara khusus menyikapi pandemi ini. Lakpesdam
NU sebagai jawaban atas problem keummatan yang sedang berlangsung, dipilihlan
jajaran pengurus yang memiliki kepekaan sosial, integritas tinggi dan loyalitas
ke NU an. Pengurus lakpesdam NU langsung bergerak sinergis dengan menggandeng
satgas Covid-19 dan UPT. Puskesmas Pasongsongan. Wacana yang diusung meliputi
pendampingan terhadap warga NU yang terpapar covid, penyadaran bahaya covid-19,
protokol kesehatan dan kesadaran vaksinasi covid-19. Namun tantangannya begitu
besar dan berat, pengurus Lakpesdam NU harus “bertarung” melawan berita hoax
yang menyeruak meracuni pola fikir nahdliyyin. Stigma negatif yang menimpa
pengurus Lakpesdam NU secara khusus dan pengurus NU secara umum menjadi hal
yang biasa setiap saat. Walaupun tidak sepenuhnya diterima dengan baik,
pengurus Lakpesdam NU menuai hasil dengan baik walaupun masih diperlukan
langkah langkah proaktif karena hingga saat ini pandemi Covid-19 belum
sepenuhnya berakhir.
Kedepan, MWCNU
Pasongsongan akan disibukkan dengan penggalangan dana besar setelah beberapa
waktu lalu telah membeli sebidang tanah dengan luas 17,5 x 57 m2. Tanah
ini direncanakan sebagai kantor MWCNU Pasongsongan sekaligus kantor bersama
semua lembaga dan Banom Nahdlatul Ulama Pasongsongan.
Sebagai bentuk
refleksi terhadap satu tahun perjalanan pengurus MWCNU Pasongsongan masih
terdapat beberapa lembaga yang perlu distimulus untuk keluar dari zona nyaman,
diantaranya:
1.
Lembaga Dakwah
Nahdlatul Ulama (LDNU) masih berjalan ditempat dengan hanya “melayani” Lailatul
Ijtima’ Nahdlatul Ulama (Linu) Induk.
2.
Lembaga yang
lain seperti LPPNU, LPENU, Lazisnu dan LKKNU belum bekerja secara optimal
sebagai konsekuensi khidmat.
3.
Diperlukan
penguatan struktur lembaga (sumberdaya pengurus) dengan melakukan revieu dan
tambal sulam kepengurusan pada masa masa yang akan datang. Pergantian
kepengurusan lembaga setiap saat diperlukan untuk mempercepat target program
kelembagaan.
Demikian
laporan ini disampaikan sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada jajaran
Syuriah MWCNU Pasongsongan. Teguran, kritik dan saran sangat saya harapkan
untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Wallahul
Muwaffiq Ilaa Aqwamitthariq
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pasongsongan,
16 Desember 2021
Ahmad Riyadi,
M.Pd
Ketua MWCNU
Pasongsongan
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi
merupakan salah satu bidang yang menjadi perhatian utama dalam melaksanakan
pembangunan bangsa karena berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia dan
pembentukan manusia seutuhnya. Beberapa negara besar seperti Amerika Serikat,
Jepang dan China merupakan negara yang memiliki perhatian yang sangat besar
dalam membangun sumber daya manusia melalui organisasi. Di era globalisasi
terbukti bahwa negara yang memberi perhatian yang besar kepada Organisasi akan
membuat negara menjadi maju, kuat dan memiliki daya saing yang tinggi.
Indonesia merupakan negara yang sejak awal pembentukan menekankan pentingnya
Organisasi. Hal mi tercantum pada konstitusi negara yaitu UU Nomor 17 tahun
2013 yang mengatur tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Nahdlatul
Ulama’ adalah salah satu Lembaga Organisasi kemasyarakatan, dimana dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya tidak terlepas dan sistem Organisasi nasional
yaitu harus mampu menjamin pemerataan kesempatan Organisasi, peningkatan mutu
serta relevansi dan efisiensi manajemen Organisasi untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan Organisasi secara terencana, terarah dan
berkesinambungan.
Untuk
mencapai sistern Organisasi nasional tersebut perlu didukung oleh ketersediaan
Rencana Kerja dan Anggaran yang cukup untuk membiayai pelaksanaan Organisasi,
pengabdian inasyarakat, peningkatan kualitas dosen, mahasiswa serta sarana
prasarana pendukung organisasi yang dituangkan dalam dokumen perencanaan.
Dengan demikian penyusunan rencana kerja dan anggaran yang berkualitas tentunya
mempermudah rnencapai tujuan Organisasi nasional selain agar penggunaan
anggaran bisa Iebih efektif, efisien, ekonomis dan memiliki dampak positif bagi
masyarakat, bangsa dan negara.
B.
Dasar Hukum
Dasar
hukurn pelaksanaan Kegiatan Rapat Laporan Kinerja Pengurus Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pasongsongan tahun 2021yaitu:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
tentang Organisasi Kemasyarakatan;
2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 2017 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan;
3. Perppu 2 tahun 2017 tentang Perubahan UU 17 tahun
2013 tentang Ormas;
4. Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama Pasal 27 tentang
Rapat-Rapat Nahdlatul Ulama;
5. Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama Pasal 93 ayat 3
Rapat Harian Tanfidziyah membahas kelembagaan Organisasi, pelaksanaan dan
pengembangan program kerja;
6. Rapat Harian Tanfidziyah tanggal 27 Nopember 2021
C.
Maksud dan Tujuan
Kegiatan
rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan Tahun 2021 dilaksanakan
dengan rnaksud dan tujuan untuk:
1. Memberi bekal pengetahuan dan wawasan kepada pengurus
sehingga dapat
menyusun program kerja tahun 2022 yang baik dan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
2. Tersedianya Draft Program Kerja dan Anggaran tahun 2022
yang dijadikan referensi dalani penyusunan program kerja tahun 2022
BAB
II
PENCAPAIAN
HASIL KEGIATAN
A. Harapan Yang Ingin Dicapai
Kegiatan
rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan tahun 2021, dilaksanakan agar
pengurus dapat:
1. Memiliki bekal pengetahuan, ketrampilan dan wawasan
sehingga diharapkan dapat menyusun program kerja sesuai dengan kondisi bangsa,
kebutuhan masyarakat secara umum terutama warga nahdliyyin dan aturan yang
berlaku;
2. Mengevaluasi program kerja tahun 2021;
3. Menghasilkan draft program kerja tahun 2022;
4. Merniliki motivasi untuk menyusun draft program kerja
tahun 2022;
5. Mengetahui tantangan ideologi bangsa di era reformasi;
6. Merancang formasi penguatan ranting, Lembaga dan banom
melalui kegiatan-kegiatan secara mandiri.
B.
Hasil Evaluasi Kegiatan
Keberhasilan
dalam pelaksanaan Kegiatan Rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan
tahun 2021 dapat diketahui melalui hasil evaluasi kegiatan. Salah satu
keberhasilan yaitu kekompakan, keharmonisan antar pengurus di semua tingkatan.
Indikator lainnya yaitu seluruh pengurus telah mernperoleh penguatan pemahaman
terhadap Aqidah, Amaliah, Fiqrah dan harakah
Nahdlatul Ulama, dengan jadwal yang ditentukan sehingga pengetahuan pengurus
tentang ideologi bangsa, perencanaan program kerja dan penganggaran serta
manajemen organisasi menjadi meningkat. Dalam setiap mengimplimentasikan
program-program yang akan dating seluruh pengurus Nahdlatul Ulama untuk aktif.
Dalam kegiatan
rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan, ditemukan ada faktor
pendukung dan penghambat kegiatan. Faktor pendukung kegiatan Rapat kinerja
pengurus MWCNU Pasongsongan diantaranya, berasal dari kegiatan-kegiatan yang
berjalan selama tahun 2021 yang telah mengeluarkan seluruh kemampuan dan
mengorbankan waktu serta tenaga untuk bekerjasama dalam satu tim demi
kelancaran dan kesuksesan kegiatan Rapat kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan.
Motivasi, kekompakan dan rasa tanggung jawab sebagai satu tim membuat kegiatan
rapat laporan kinerja pengurus dapat terlaksana dan selesai sesuai dengan
jadwal yang telah direncanakan. Seluruh pengurus disemua tingkatan juga
membantu memberikan arahan dan masukan yang konstruktif sehingga memudahkan
panitia dalam melaksanakan kegiatan. Sedangkan faktor penghambat kegiatan rapat
laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan diantaranya kurangnya kerja secara
TIM antara pengurus. Selain itu kesibukan pengurus membuat persiapan kegiatan
sedikit terganggu.
C. Laporan Kegiatan
1.
Telah
dilaksanakan Musyawarah Ranting NU di 14 ranting NU: Ranting NU Panaongan I,
Panaongan II, Pasongsongan I, Pasongsongan II, Padangdangan, Soddara I, Soddara
II, Rajun, Campaka, Lebeng Timur, Lebeng Barat, Prancak, Montorna I dan
Montorna II;
2.
Terbentuknya
Lailatul Ijtima’ NU (LINU Ranting) di 9 Ranting NU: Panaongan II, Padangdangan,
Soddara I, Rajun, Campaka, Lebeng Timur, Prancak, Montorna I dan Montorna II;
3.
Satu Ranting NU
yang belum terbentuk Lailatul Ijtima’ NU: Ranting NU Soddara II;
4.
Lailatul
Ijtima’ NU (LINU Ranting NU) yang sudah berjalan sejak awal: Ranting NU
Panaongan I, Pasongsongan I, Pasongsongan II dan Lebeng barat;
5.
Lailatul
Ijtima’ NU Induk zona utara sudah berjalan sejak awal;
6.
Terbentuknya
Lailatul Ijtima’ NU Induk zona selatan Pasongsongan.
7.
Pembelian Tanah
untuk pembangunan kantor MWCNU Pasongsongandengan ukuran luas ± 997,5 m2
8.
Membentuk
Lembaga sebanyak 11 (sebelas) antara lain, LP. Ma’arif NU, LTN NU, LTM NU,
Lesbumi NU, Lakpesdam NU, LBM NU, LKK NU, LPP NU, LPE NU, Lazisnu, LDNU
9.
Telah
dilaksanakan Hari Santri Nasional Tahun 2021
BAB
III
BIAYA
PELAKSANAAN
Biaya
pelaksanaan kegiatan rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan bersumber
pada Kas MWCNU Pasongsongan dan sumbangan yang tidak mengikat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana
diketahui bahwa kegiatan rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan
tahun 2021, telah dilaksanakan dengan balk dan lancar.
Beberapa
kesimpulan dan kegiatan tersebut yaltu:
1.
Rapat laporan
kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan telah melaksanakan tugasnya dengan baik
diantaranya menambah wawasan dan pengetahuan pengurus di bidang ideologi
bangsa, manajemen modern, perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan.
2.
Peserta pada
rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan telah mengikuti rapat dengan
balk. Hal tersebut dapat dilihat pada antusiasme pengurus dalam mengikuti
setiap laporan yang telah ditentukan. Selain itu pengurus sangat aktif dalam
proses rapat ditandai dengan adanya pertanyaan maupun diskusi antar pengurus.
3.
rapat laporan
kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan telah bekerja dengan maksimal walaupun ada
kendala atau hambatan yang dihadapi tapi dapat diatasi sehingga tidak
mengganggu kelancaran kegiatan.
4.
Hasil kegiatan
rapat kinerja yaitu hasil evaluasi program kerja tahun 2021 dan
perencanaan program kerja tahun 2022 serta pengurus mendapatkan ilmu
pengetahuan tentang ideologi, perencanaan dan penganggaran. Setelah rapat
laporan kinerja pengurus juga memiliki kepercayaan dan yang tinggi untuk
mengembangkan ide yang dituangkan dalarn program kerja tahun 2022. Kegiatan
rapat laporan kinerja pengurus merupakan salah satu kegiatan pembinaan
organisasi yang te1ah meningkatkan kualitas dan menghasilkan pengurus yang
merniliki kemampuan dan untuk menyusun program kerja tahun 2022.
B. Saran-saran
Dengan melihat manfaat dan kegiatan rapat laporan kinerja pengurus MWCNU Pasongsongan dalam meningkatkan motivasi dan wawasan pengurus selain mempersiapkan pengurus untuk menyusun perencanaan program kerja dan penganggaran yang baik maka kegiatan rapat laporan kerja perlu diadakan setiap waktu.
Pewarta: Syarif Hidayatullah Fajar
0 Komentar