Sambut Hari Santri Nasional (HSN) 2021, Lesbumi NU Pasongsongan menggelar serasehan budaya dengan mengusung tema “Sastra dan Santri di Era Digital”. Acara dipusatkan di Dusun Masaran, Desa Panaongan, Sabtu (16/10/21).
Selain pembacaan tembang macapat dan musikalisasi puisi, acara juga dimeriahkan dengan pemintasan musik tongtong yang dimainkan oleh Grup Angin Ribut.
Selaku Ketua Lesbumi NU Pasonsongan, Ahmad Jasimul Ahyak ungkap rasa syukurnya atas terlaksananya kegiatan tersebut.
“Tanpa bantuan sahabat semua, tentu saja acara ini tidak akan berjalan sempurna. Untuk itu, kami mewakili Lesbumi NU Pasongsongan menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini,” ungkapnya.
Terkait tema yang diusung, K Muhammad Faizi yang hadir sebagai pemateri mengatakan bahwa terjadinya perubahan budaya di era digital merupakan fatka yang tidak bisa dihindari. Namun, perubahan tersebut harus diimbangi.
“Di era digital, semuanya telah berubah. Misalnya, kita bisa mengikuti seminar dalam jarak jauh atau melalui zoom meeting,” ungkapnya.
Santri bagi pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah tersebut memiliki potensi yang luar biasa dalam mengimbangi perubahan budaya akibat digitalisasi. Potensi tersebut adalah visi yang dimilikinya.
“Ketika seorang santri memiliki visi yang bisa dipertahankan di mana dan kapan pun, maka ia bisa hidup di mana dan kapan pun tanpa menghilangkan keunikannya sebagai seorang santri,” tuturnya.
Lebih lanjut, budayan nasional itu berharap agar seorang santri mampu memanfaatkan potensinya untuk masyarakat luas.
“Santri adalah manusia yang ditempa di pesantren agar bisa melayani masyarakat,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Lesbumi NU Pasonsongan secara simbolik menyerahkan cinderamata kepada Grup Angin Ribut sebagai bentuk kerja sama.
Pewarta: Fahmi
0 Komentar