Rayakan Hari Santri Nasional (HSN) 2021, Pengurus Ranting Nahdlatu Ulama (PR NU) Padangdangan menggelar pentas seni tradisional pada Selasa (26/10/21) malam. Di antaranya, pentas tari topeng, ngo’ serngo’, pencak silat, musik tongtong, dan berbagai kesenian tradisional lainnya.
Pentas seni yang dimulai pukul 19.30 WIB berlangsung gayeng, lebih-lebih saat Ra Sattar dalam memandu acara tersebut dibumbui dengan dagelan. Sementara itu, Lapangan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang menjadi pusat kegiatan terlihat dipadati penonton. Bahkan, jauh sebelum acara dimulai, warga dari desa tetangga berduyun-duyun mendatangi tempat berlangsungnya acara.
Wahyudi, salah satu warga Desa Panaongan ungkap ketertarikannya terhadap acara seni tersebut. Karena itu, dirinya beserta keluarganya datang lebih awal dari pengunjung yang lain.
“Barbagai kesenian tradisional inilah yang membuat saya dan keluarga saya datang ke sini. Utamanya tari topeng dan musik tongtong,” ungkapnya kepada bintangsembilannews.com.
Terkait alasan dipentaskannya berbagai kesenian tradisional, Ketua PR NU Padangdangan Ra Hermanto menganggap hal itu penting dilakukan oleh pengurus NU di semua tingkatan, lebih-lebih di perayaan HSN.
“Jika tidak kita, siapa lagi yang terpanggil untuk merawat dan meruwat kesenian tradisional yang saat ini mulai tenggelam oleh arus modernisasi. karena itu, penting bagi kita sebagai pengurus NU untuk mengangkat kesenian tradisional tersebut di momen-momen NU,” jelasnya saat dikonfirmasi.
Hal senada juga ditegaskan K Ahmad Riyadi dalam sambutan singkatnya bahwa keberlangsungan seni tradisi adalah tanggung jawab bersama, utama bagi seorang santri.
"Kesenian tradisional ini memang menjadi ciri khas kebudayaan yang mau tidak mau terus dimunculkan kepermukaan, dan seorang santri tidak boleh menutup mata untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan yang sudah menjadi kebiasaan turun-temurun," tegas Ketua MWCNU Pasongsongan tersebut.
Pewarta: Fahmi
0 Komentar