Bencana Covid-19 yang secara masif mengguncang semua aspek kehidupan di Indonesia cukup dirasakan masyarakat. Lebih-lebih, ketika diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat oleh pemerintah, semua pelaku ekonomi, sosial dan pendidikan semakin merasa terpukul.
Dampak dari PPKM darurat tersebut juga dirasakan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PR NU) Pasongsongan II saat medistribusikan daging kurban yang dilaksanakan sehari setelah perayaan Idul Adha 1442 Hijriah, Rabu (21/07/21). Pasalnya, Ustadz Ahmad Fajar melihat perolehan hewan kurban pada tahun ini merosot tajam dari tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun ini, kami hanya bisa menghimpun 1 ekor sapi dari masyarakat sebanyak tujuh orang. Padahal usaha kami sudah maksimal,” katanya saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut, Ketua Panitia Kurban PR NU Pasongsongan II itu mengungkapkan bahwa merosotnya perolehan hewan kurban pada tahun ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Kondisi tersebut semakin diperparah oleh berbagai kebijakan yang menurutnya justru memicu angka pengangguran dan kemiskinan semakin meningkat tajam.
“Bisa kita lihat sendiri bagimana perekonomian masyarakat saat ini. Untuk itu, tidak heran jika perolehan hewan kurban saat ini tidak begitu maksimal,” jelasnya.
Karena itu, dirinya berharap agar perekonomian Indonesia segera pulih, sehingga pendistribusian daging kurban pada tahun berikutnya lebih maksimal.
“Semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga perekonomian Indonesia kembali bangkit,” pungkasnya.
Pendistribusian daging kurban yang dilaksanakan
sesuai protokol kesehatan (prokes) itu juga melibatkan unsur TNI, yakni Babinsa
Serka Joyo.
Pewarta: Ahmad Fauzi
0 Komentar