Malam
Malam nanti,
Andai kau terjaga
Dan si kecil sudah lena
Andai kau ingin berdoa
Malam nanti
Andai kau terjaga
Dan cucian sudah selesai semua
Sajadah ku gantung di pintu kamar kita
Di laut ku tebar jala
Menangkap ikan
Di rumah kau ulur pinta
Merayu Tuhan
Malam nanti
Barangkali kau betah berlama-lama
Ucapkan sesuatu tentang kita
Dalam doa
Ya, aku tahu
Tempat shalat yang terhimpit
antara pintu kamar dan meja
Takkan membuatmu
betah berlama-lama.
Februari, 2021
Ini Tembakau Kami, Saudara
Inilah tembakau kami, Saudara
Anak emas
Putri pingitan
Telah kami jaga dengan keringat -danharapan
Setiap tunas muda tumbuh
Adalah deru jantung menggemuruh
Daun-daun menghijau mekar
Bersama kulit kami yang terbakar
Bila nanti kami petik,
Kami memetik mimpi
Bila nanti kami jemur
Kami menjemur nadi
Sampai saat bila ditimbang
Kami pun menakar bimbang
Inilah tembakau kami, Saudara
Tonggak batas
Tepi impian
September 2014
Kehidupan Dunia
Di sini tempatnya
Sanjung puji
Caci maki
Pada pribadi-pribadi
Disini tempatnya
Mengasah permata
Menempa senjata
Buat bersiap-siap nanti
Benarlah, ini tempatnya
Menanam pahala- atau dosa
Membakar dupa atau kota-kota
Buat nanti, bila mati
September, 2014
Ke Pantai
Sekali ku tapakkan kaki ke pasir
Ada gelisah menyapa
Camar mengawasi laut
Air mulai surut
Angin tak ramah,
Menancapkan gundah
Kutulis huruf demi huruf di atas pasir basah
Matahari gelisah menyapa
Semakin banyak kutorehkan nama-nama
Semakin aku hilang makna
Dan matahari kian senja
Nama-nama menghilang tak terbaca
Mungkin esok pagi, saat hari mulai lagi
Camar akan mengawasi laut,
Dan pasir basah tanpa nama-nama
Karena air pasang
Membuatnya hilang tak terbaca
Dan aku akan tetap berteman matahari gelisah
Angin tak ramah
Pasir basah
Tentunya, gundah
September, 2014
-----------------
*Zainal Purwanto adalah penyair.
Saat ini ia tinggal di Pasongsongan.
Bergiat di Lesehan Sastra Lesbumi NU Pasongsongan.
0 Komentar